Di era teknologi informasi dan era keterbukaan ini, masyarakat
mempunyai kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila
masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak bermutu maka
masyarakat berhak menuntut pada pemberi pelayanan kesehatan. Namun
kondisi keterbukaan pada masyarakat saat ini sepertinya belum didukung
dengan kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi
ketersediaan alat dokumentasi yang cepat dan modern dipelayanan
kesehatan, khususnya rumah sakit. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan
dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama
pelayanan keperawatan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi
besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan
evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem
pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan
keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum
disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya
dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga
perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya
kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan
Sistem Informasi Manajemen. Salah satu bagian dari perkembangan
teknologi dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan oleh kalangan
perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA ( personal digital assistance. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir.
Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipedia adalah sebuah alat komputer genggam portable,
dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu,
namun terus berkembang sepanjang masa. PDA memiliki fungsi antara lain
sebagai kalkulator, jam, kalender, games, internet akses, mengirim dan
menerima email, radio, merekam gambar/video, membuat catatan, sebagai address book, dan juga spreadsheet.
PDA terbaru bahkan memiliki tampilan layar berwarna dan kemampuan
audio, dapat berfungsi sebagai telepon bergerak, HP/ponsel, browser
internet dan media players. Saat ini banyak PDA dapat langsung mengakses
internet, intranet dan ekstranet melalui Wi-Fi, atau WWAN (Wireless
Wide-Area Networks). Dan terutama PDA memiliki kelebihan hanya
menggunakan sentuhan layar dengan pulpen/ touch screen.7)
Perusahaan Apple Computer-lah yang pertama kali mengenalkan PDA model
Newton MessagePad di tahun1993. Setelah itu kemudian muncul beragam
perusahaan yang menawarkan produk serupa seperti yang terpopuler adalah
PalmOne (Palm) yang mengeluarkan seri Palm Pilots from Palm, Inc dan Microsoft Pocket PC (Microsoft). Palm menggunakan Palm Operating System
(OS) dan melibatkan beberapa perusahaan seperti Handspring, Sony, and
TRG dalam produksinya . Microsoft Pocket PC lebih banyak menggunakan MS
produk, yang banyak diproduksi oleh Compaq/Hewlett-Packard and Casio. 9)
Bahkan saat ini juga telah muncul Linux PDA, dan smart phone. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA).
Dokter, mahasiswa kedokteran, perawat, bahkan pasien akan lebih mudah
mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir. “Aplikasi
klinis yang banyak digunakan selama ini adalah referensi tentang obat/drug reference.
Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar code/gelang
data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah
dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis
tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun, dengan bandwidth
ponsel yang diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel
kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit. Di samping itu data pasien
atau gambar kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan
pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Meski demikian, PDA tidak akan dapat menggantikan
komputer/dekstop/laptop. Tetapi setidaknya, alat ini akan memberikan
kemudahan tenaga kesehatan untuk mengakses informasi di mana saja.
Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat
mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan
kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat
menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan
menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data,
mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan
keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan
diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program pembelajaran
keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat.
Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan
tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran
tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). PDA dapat
menunjang pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk
kepentingan riset dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi
pendidikan keperawatan sebaiknya memberikan penekanan penting dalam
kurikulumnya, untuk mulai mengaplikasikan “touch” over “tech”
(sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan). Sehingga saat si perawat
tersebut telah lulus, mereka dapat mengintegrasikan tehnologi dalam
asuhan keperawatan.
Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence,
meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga
kepuasan kerja perawat. Sebagian besar perawat secara umum masih
“gaptek” tehnologi, termasuk PDA. Kita bisa memulai bergabung dengan
grup penggermar PDA dan masuk dalam kelompok/komunitas, atau dapat pula
belajar dari para dokter, membuka website tutorial/panduan PDA,
mempelajari dari buku dan dari perawat lain yang telah terbiasa
menggunakan PDA. Mulailah mencoba dari hal yang sederhana seperti agenda
harian, organizer, mengambil/upload gambar, games, musik, dsb.
Pemanfaatan PDA dan tehnologi pada akhirnya berpulang kepada perawat
itu sendiri. Namun sudah semestinya diharapkan keterlibatan institusi
rumah sakit atau pendidikan keperawatan, agar mampu merangsang
pemanfaatan tehnologi informasi/nursing computer secara luas di negara
kita. Di Indonesia seyogyanya akan lebih baik jika dosen/CI (clinical instructor)
dari institusi pendidikan AKPER/STIKES/FIK mulai mengenal pemanfaatan
PDA, dalam interaksi belajar mengajar. Misalnya saja saat pre/post conference
pembahasan kasus praktek mahasiswa di RS apabila terdapat obat/tindakan
keperawatan yang rumit, maka dosen dan mahasiswa dapat langsung akses
browser internet.
Demikian pula halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala
bidang Keperawatan/supervisor keperawatan di RS pun demikian. PDA
sebagai organizer, dan smart phone dapat membantu bidang pekerjaan
perawat dalam peran sebagai manajer. Setiap kegiatan rapat, pengambilan
keputusan, penggunaan analisa data dan teori keperawatan dapat diakses
segera melalui PDA. Setiap data yang ada di RS dapat pula bermanfaat
untuk bahan analisa riset keperawatan, masukkan untuk perumusan
kebijakan/policy dan penunjang sistem TI (tehnologi informasi) di RS. Sehingga bukan tidak mungkin akan tercipta nursing network
(jaringan keperawatan online) yang dapat memberikan pertukaran
informasi data dan program kesehatan secara online tanpa mengenal batas
geografis.
Akan ada saatnya dimana keperawatan, perawat, klien, asuhan
keperawatan akan bersinggungan dan berjalan seiringan dengan
perkembangan percepatan tehnologi. Sentuhan asuhan keperawatan dimasa
mendatang bukan tidak mungkin, akan semakin banyak berkembang pesat.
Aplikasi telemetry (alat monitor jantung pasien) di
ruang rawat semisal medikal pada pasien jantung koroner/MI, yang
dimonitor melalui CCU untuk melihat irama dan patologi, sistem data base
pasien, dan bahkan di Singapura telah dikembangkan alat pengukuran suhu
pasien dengan dimonitor melalui komputer – menjadi terobosan baru yang
perawat perlu ketahui. Hingga ada saatnya pula tehnologi informatika
dapat membantu mengurangi beban kerja perawat, dan meningkatkan akurasi
hasil asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia.
Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia
nampaknya masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah
berkembang pesat. Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang
terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi informatika khususnya
PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan
belum terintegrasinya sistem infirmasi manajemen berbasis IT dalam
parktek keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada terobosan-terobosan
dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelyanan
kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen
berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien. Semula memang terasa
menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program
tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga
mengurangi administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti
contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien (dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung entry ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan)
Minggu, 20 Januari 2013
Sejarah Perkembangan Komputer Dalam Keperawatan
Komunikasi
adalah hal yang sangat penting bagi sebuah institusi perawatan
kesehatan karena banyaknya bagian/departemen yang terlibat dalam proses
perawatan pasien. Pelayanan dan manajer keperawatan harus memasukkan
banyak data/informasi mengenai pasien mulai dari saat masuk hingga
pasien pulang.
Saat ini komputer secara absolut penting untuk mengatur:
1. Makin kompleksnya masalah keuangan
2. Melaporkan permintaan beberapa bagian/departemen
3. Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang berbeda
4. Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien
Komputer mempengaruhi praktek, administrasi, pendidikan serta penelitian, dan dampaknya akan terus meluas. Abad informasi bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah baru dalam perubahan teknologi, dan akan terus berkembang mempengaruhi kehidupan dan pekerjaan selama beberapa dekade.
Saat ini komputer secara absolut penting untuk mengatur:
1. Makin kompleksnya masalah keuangan
2. Melaporkan permintaan beberapa bagian/departemen
3. Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang berbeda
4. Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien
Komputer mempengaruhi praktek, administrasi, pendidikan serta penelitian, dan dampaknya akan terus meluas. Abad informasi bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah baru dalam perubahan teknologi, dan akan terus berkembang mempengaruhi kehidupan dan pekerjaan selama beberapa dekade.
A. Perspektif Sejarah
Komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam menangkap revolusi komputer. Saat ini hampir setiap rumah sakit menggunakan jasa komputer, setidaknya untuk manajemen keuangan.
Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an mencakup:
1. Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien.
2. Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR) diterapkan, dan perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi manajemen. Pada akhir tahun 1980-an memunculkan mikro-komputer yang berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk pengetahuan keperawatan seperti sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK)
Komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam menangkap revolusi komputer. Saat ini hampir setiap rumah sakit menggunakan jasa komputer, setidaknya untuk manajemen keuangan.
Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an mencakup:
1. Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien.
2. Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR) diterapkan, dan perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi manajemen. Pada akhir tahun 1980-an memunculkan mikro-komputer yang berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk pengetahuan keperawatan seperti sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK)
B. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIR)
Sistem informasi rumah sakit (SIR) sangat luas, desain sistem komputer yang komplek untuk menolong komunikasi dan mengatur informasi yang dibutuhkan dari sebuah rumah sakit. Sebuah SIR akan diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor, perawatan, laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali, mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji. Jumlah aplikasi-aplikasi lain dapat dimasukkan bagi beberapa bagian/departemen dan untuk beberapa tujuan yang praktikal.
Manajer-manajer perawat perlu mengenal komputer, yang mencakup mengenal istilah umum yang digunakan komputer. Pada masa depan dapat diharapkan bahwa semua pekerjaan perawat akan dipengaruhi oleh komputer, dan beberapa posisi baru akan dikembangkan bagi perawat-perawat di bidang komputer.
Sistem informasi rumah sakit (SIR) sangat luas, desain sistem komputer yang komplek untuk menolong komunikasi dan mengatur informasi yang dibutuhkan dari sebuah rumah sakit. Sebuah SIR akan diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor, perawatan, laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali, mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji. Jumlah aplikasi-aplikasi lain dapat dimasukkan bagi beberapa bagian/departemen dan untuk beberapa tujuan yang praktikal.
Manajer-manajer perawat perlu mengenal komputer, yang mencakup mengenal istilah umum yang digunakan komputer. Pada masa depan dapat diharapkan bahwa semua pekerjaan perawat akan dipengaruhi oleh komputer, dan beberapa posisi baru akan dikembangkan bagi perawat-perawat di bidang komputer.
C. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK)
Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. Paket perangkat lunak ini mempunyai program-program atau modul-modul yang dapat membentuk berbagai fungsi manajemen keperawatan. Kebanyakan SIMK mempunyai modul-modul untuk :
1. Mengklasifikasikan pasien
2. Pambentukan saraf
3. Penjadwalan
4. Catatan personal
5. Laporan bertahap
6. Pengembangan anggaran
7. Alokasi sumber dan pengendalian biaya
8. Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan
9. Pengendalian mutu
10. Catatan pengembangan staf
11. Model dan simulasi untuk pengembilan keputusan
12. Rencana strategi
13. Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
14. Evolusi program
Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan personal, dan laporan bertahap sering berhubungan. Pasien diklasifikasikan menurut kriterianya. Informasi klasifikasi pasien dihitung berdasarkan formula beban kerja. Juga susunan pegawai yang dibutuhkan dan susunan pegawai yang sebenarnya dapat dibuat.
SIMK dan komputer dapat membuat perawatan pasien lebih efektif dan ekonomis. Perawat-perawat klinis menggunakannya untuk mengatur perawatan pasien, termasuk di dalamnya sejarah pasien, rencana perawatan, pemantauan psikologis dan tidak langsung, catatan kemajuan perawatan dan peta kemajuan. Hal ini dapat dilakukan di semua kantor/ruang perawat.
Perawat-perawat klinis dapat menggunakan SIMK untuk mengganti sistem manual pada pencatatan data. Hal ini dapat mengurangi biaya sekaligus memungkinkan peningkatan kualitas dari perawatan. Dengan sistem informasi usia, manajer perawat dapat merencanakan karier untuk mereka sendiri dan perawat klinis mereka. Karier baru di SIMK mungkin satu jawaban untuk perawat.
Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. Paket perangkat lunak ini mempunyai program-program atau modul-modul yang dapat membentuk berbagai fungsi manajemen keperawatan. Kebanyakan SIMK mempunyai modul-modul untuk :
1. Mengklasifikasikan pasien
2. Pambentukan saraf
3. Penjadwalan
4. Catatan personal
5. Laporan bertahap
6. Pengembangan anggaran
7. Alokasi sumber dan pengendalian biaya
8. Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan
9. Pengendalian mutu
10. Catatan pengembangan staf
11. Model dan simulasi untuk pengembilan keputusan
12. Rencana strategi
13. Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
14. Evolusi program
Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan personal, dan laporan bertahap sering berhubungan. Pasien diklasifikasikan menurut kriterianya. Informasi klasifikasi pasien dihitung berdasarkan formula beban kerja. Juga susunan pegawai yang dibutuhkan dan susunan pegawai yang sebenarnya dapat dibuat.
SIMK dan komputer dapat membuat perawatan pasien lebih efektif dan ekonomis. Perawat-perawat klinis menggunakannya untuk mengatur perawatan pasien, termasuk di dalamnya sejarah pasien, rencana perawatan, pemantauan psikologis dan tidak langsung, catatan kemajuan perawatan dan peta kemajuan. Hal ini dapat dilakukan di semua kantor/ruang perawat.
Perawat-perawat klinis dapat menggunakan SIMK untuk mengganti sistem manual pada pencatatan data. Hal ini dapat mengurangi biaya sekaligus memungkinkan peningkatan kualitas dari perawatan. Dengan sistem informasi usia, manajer perawat dapat merencanakan karier untuk mereka sendiri dan perawat klinis mereka. Karier baru di SIMK mungkin satu jawaban untuk perawat.
D. Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Model dalam Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan
1) Metode Kasus
2) Metode Fungsional
3) Metode Perawatan Tim
4) Metode Perawatan Primer
5) Metode Keperawatan Modular
6) Metode Manajemen Kasus
2. Issue-issue dalam Manajemen Asuhan Keperawatan
Ada banyak issue-issue yang berkembang dalam manajemen asuhan keperawatan dimasa yang akan datang, beberapa diantaranya adalah :
1. Model dalam Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan
1) Metode Kasus
2) Metode Fungsional
3) Metode Perawatan Tim
4) Metode Perawatan Primer
5) Metode Keperawatan Modular
6) Metode Manajemen Kasus
2. Issue-issue dalam Manajemen Asuhan Keperawatan
Ada banyak issue-issue yang berkembang dalam manajemen asuhan keperawatan dimasa yang akan datang, beberapa diantaranya adalah :
1) Robotik
Robot akan membnatu perawat dalam menjelaskan beberapa tugas. Hal yang paling praktis dengan menggunakan robot yaitu penggunaan kartu elektronik, dimana digunakan untuk penyimpanan dan transpor obat-obatan, kain-kain dan persediaan-persediaan lain. Contoh lain yaitu tangan robot yang dapat digunakan untuk mengangkat yang berat. Kemungkinan aplikasi dimasa yang akan datang termasuk prosedur-prosedur yang tidak dapat untuk dibentuk seperti mata, otak, atau perbedaan tulang belakang atau prosedur dimana kontak secara langsung merupakan kontra indikasi untuk bahaya kesehatan. Seperti seorang pasien dengan tidak ada sistem kekebalan.
Robot akan membnatu perawat dalam menjelaskan beberapa tugas. Hal yang paling praktis dengan menggunakan robot yaitu penggunaan kartu elektronik, dimana digunakan untuk penyimpanan dan transpor obat-obatan, kain-kain dan persediaan-persediaan lain. Contoh lain yaitu tangan robot yang dapat digunakan untuk mengangkat yang berat. Kemungkinan aplikasi dimasa yang akan datang termasuk prosedur-prosedur yang tidak dapat untuk dibentuk seperti mata, otak, atau perbedaan tulang belakang atau prosedur dimana kontak secara langsung merupakan kontra indikasi untuk bahaya kesehatan. Seperti seorang pasien dengan tidak ada sistem kekebalan.
2) Komunikasi Suara
Komunikasi suara akan membantu perawat untuk berbicara dengan komputer mereka. Keyboard dan pembaca bar code tidak akan dibutuhkan untuk memasukkan atau mendapatkan kembali informasi komputer akan diminta untuk menampilkan informasi atau untuk mencatatnya dengan perintah suara.
Komunikasi suara akan membantu perawat untuk berbicara dengan komputer mereka. Keyboard dan pembaca bar code tidak akan dibutuhkan untuk memasukkan atau mendapatkan kembali informasi komputer akan diminta untuk menampilkan informasi atau untuk mencatatnya dengan perintah suara.
3) Sistem Ahli dan Inteligensia Buatan
Kecenderungan masa depan lainnya adalah sistem ahli dan inteligensia buatan. Manajer perawat mempunyai akses ke kuantitas informasi yang besar yang memungkinkan mebantu mereka dalam membuat keputusan setiap hari. Dengan sistem ahli, manajer perawat dapat mengidentifikasi situasi manajemen, kriteria pendefinisian masalah, dan tujuan dari penanganan situasi. Manajer perawat kemudian mengevaluasi alternatif dan membuat keputusan.
Sistem ahli membuat kode pengetahuan yang relevan dan pengalaman dari ahli-ahli dan untuk memungkinkannya ada pada orang yang kurang berpengetahuan dan kurang berpengalaman. Suatu contoh dimana diperlukannya pengetahuan dan pengalaman total dari spesialis perawat klinis dibidang keperawatan ilmu neurologi, hal ini kemudian dikodekan dalam program komputer, dan dimungkinkannya ada untuk perawat melaksanakan klinis di area ilmu neurologi. Mereka akan mengkonsultasikannya untuk memecahkan masalah asuhan keperawatan.
Kecenderungan masa depan lainnya adalah sistem ahli dan inteligensia buatan. Manajer perawat mempunyai akses ke kuantitas informasi yang besar yang memungkinkan mebantu mereka dalam membuat keputusan setiap hari. Dengan sistem ahli, manajer perawat dapat mengidentifikasi situasi manajemen, kriteria pendefinisian masalah, dan tujuan dari penanganan situasi. Manajer perawat kemudian mengevaluasi alternatif dan membuat keputusan.
Sistem ahli membuat kode pengetahuan yang relevan dan pengalaman dari ahli-ahli dan untuk memungkinkannya ada pada orang yang kurang berpengetahuan dan kurang berpengalaman. Suatu contoh dimana diperlukannya pengetahuan dan pengalaman total dari spesialis perawat klinis dibidang keperawatan ilmu neurologi, hal ini kemudian dikodekan dalam program komputer, dan dimungkinkannya ada untuk perawat melaksanakan klinis di area ilmu neurologi. Mereka akan mengkonsultasikannya untuk memecahkan masalah asuhan keperawatan.
3. Sistem Klasifikasi Pasien
Dalam menentukan kebutuhan tenaga di ruang rawat, perawat perlu memantau klasifikasi klien. Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan perawatan yang secara klinis dapat diobservasikan oleh perawat. Pada dasarnya sistem klasifikasi pasien ini mengelompokkan pasien sesuai dengan ketergantungannya dengan perawat atau waktu dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan keperawatan yang dibutuhkan.
Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan pasien (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas.
Sistem klasifikasi pasien oleh Swanburg (1999) adalah sebagai berikut :
1) Kategori I : Self care
Biasanya membutuhkan waktu : 2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.
2) Kategori II : Minimal care
Biasanya membutuhkan 3 – 4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam.
3) Kategori III : Moderate care atau Intermediate care
Biasanya membutuhkan 5 – 6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam.
4) Kategori IV : Extensive care atau Modified Intensive care
Biasanya membutuhkan 7– 8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24 jam.
5) Kategori V : Intensive care
Biasanya membutuhkan 10 – 14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam.
Dalam menentukan kebutuhan tenaga di ruang rawat, perawat perlu memantau klasifikasi klien. Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan perawatan yang secara klinis dapat diobservasikan oleh perawat. Pada dasarnya sistem klasifikasi pasien ini mengelompokkan pasien sesuai dengan ketergantungannya dengan perawat atau waktu dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan keperawatan yang dibutuhkan.
Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan pasien (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas.
Sistem klasifikasi pasien oleh Swanburg (1999) adalah sebagai berikut :
1) Kategori I : Self care
Biasanya membutuhkan waktu : 2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.
2) Kategori II : Minimal care
Biasanya membutuhkan 3 – 4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam.
3) Kategori III : Moderate care atau Intermediate care
Biasanya membutuhkan 5 – 6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam.
4) Kategori IV : Extensive care atau Modified Intensive care
Biasanya membutuhkan 7– 8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24 jam.
5) Kategori V : Intensive care
Biasanya membutuhkan 10 – 14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam.
4. Jenis kegiatan dalam asuhan keperawatan
Beban kerja seorang perawat pelaksana juga ditentukan oleh jenis kegiatan yang harus dilakukannya. Dalam memberikan pelayanan keperawatan Gillies (1994) ada tiga jenis bentuk kegiatan yaitu:
Beban kerja seorang perawat pelaksana juga ditentukan oleh jenis kegiatan yang harus dilakukannya. Dalam memberikan pelayanan keperawatan Gillies (1994) ada tiga jenis bentuk kegiatan yaitu:
1) Kegiatan perawatan langsung
Adalah aktivitas perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis dan spiritual pasien. Kebutuhan ini meliputi: komunikasi, pemberian obat, pemberian makan dan minum, kebersihan diri, serah terima pasien dan prosedur tindakan, seperti: mengukur tanda vital merawat luka, persiapan operasi, melaksanakan observasi, memasang dan observasi infus, memberikan dan mengontrol pemasangan oksigen.
Adalah aktivitas perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis dan spiritual pasien. Kebutuhan ini meliputi: komunikasi, pemberian obat, pemberian makan dan minum, kebersihan diri, serah terima pasien dan prosedur tindakan, seperti: mengukur tanda vital merawat luka, persiapan operasi, melaksanakan observasi, memasang dan observasi infus, memberikan dan mengontrol pemasangan oksigen.
2) Kegiatan perawatan tidak langsung
Adalah kegiatan tidak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan untuk menyusun rencana perawatan, menyiapkan/memasang alat, melakukan konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan/perawatan, melaporkan kondisi pasien, melaksanakan tindak lanjut dan melakukan koordinasi.
3) Kegiatan pengajaran/penyuluhanAdalah kegiatan tidak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan untuk menyusun rencana perawatan, menyiapkan/memasang alat, melakukan konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan/perawatan, melaporkan kondisi pasien, melaksanakan tindak lanjut dan melakukan koordinasi.
Adalah kegiatan penyuluhan kesehatan yang diberikan pada pasien dan bersifat individual. Hal ini dimaksudkan agar materi pengajaran/penyuluhan sesuai dengan diagnosa, pengobatan yang ditetapkan, dan keadaan pola hidup pasien. Umumnya pasien memerlukan arahan yang meliputi tingkat aktivitas, pengobatan serta tindak lanjut perawatan dan dukungan masyarakat/keluarga.
Peranan Teknologi Informasi Dalam Bidang Kesehatan
Seperti
yang kita ketahui, peranan Teknologi Informasi sudah banyak di
manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dan manfaatnya dalam kehidupan
kita sangatlah besar. Bahkan sekarang ini teknologi informasi sudah
tidak bisa di pisahkan dalam keseharian kita. Setiap pekerjaan yang kita
lakukan sedikit banyak bergantung pada teknologi-teknologi yang ada.
Karena memang pada kenyataan, adanya teknologi informasi ini mempermudah
kita dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Seperti contohnya kita bisa
dengan mudah menghubungi orang yang jauh keberadaannya dengan
menggunakan telepon ataupun internet, tidak harus dengan menemuinya
langsung, dan juga jika kita ingin mengerjakan tugas, kita tidak perlu
membuka-buka halaman buku satu per satu untuk mendapatkan jawaban
ataupun materi yang kita perlukan, tetapi dengan mudah kita bisa
mencarinya di internet, begitu pula dalam pengerjaannya kita tidak perlu
menulis banyak yang kadang apabila terjadi kesalahan kita harus
menghapusnya dan mengotori halaman tugas kiuta itu atau apabila terjadi
kekurangan dalam tulisan kita itu kita harus menggantinya lagi, dengan
menggunakan komputer atau laptop misalnya kita bisa dengan mudah
meng-copy dan paste materi yang sudah kita dapatkan dari internet,
kemudian apabila terjadi kesalahan kita hanya perlu menghapus tanpa
mengotori halaman tugas kita, dan bila ada yang kurang kita bisa
menyisipkan kata-kata tersebut di tempat yang kita inginkan tanpa perlu
mengganti kertas dan menulisnya dari awal.
Dan hal sedemikian itu juga berpengaruh di Bidang Kesehatan. Sekarang ini Teknologi Informasi di Bidang Kesehatan sangat memiliki peran yang sangat signifikan untuk menolong jiwa manusia serta riset-riset di bidang kedokteran. Teknologi Informasi digunakan untuk menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit dilihat, untuk mendiagnosa penyakit, menemukan obat yang tepat untuk mengobati penyakit, dan masih banyak lagi.
Pemanfaatan Teknologi Informasi ini tentunya sudah sangat membantu orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan ini, setidaknya bisa membantu mereka dalam menangani para pasiennya sehingga sedikit banyak Teknologi di bidang Kesehatan ini bisa meningkatkan kesehatan masyarakat sekarang ini. Adanya Teknologi Informasi dimanfaatkan Dokter dan Perawat untuk memudahkan mereka memonitor kesehatan pasien monitor detak jantung pasien lewat monitor komputer, aliran darah, memeriksa organ dalam pasien dengan sinar X. Dengan teknologi modern bisa memonitor, bahkan menggantikan fungsi organ dalam seperti Jantung, Paru-paru dan Ginjal. Itu merupakan teknologi kesehatan yang digabungkan dengan teknologi Informasi dan Komputer.
Seperti yang tercantum di dalam sebuah artikel yang ada di website, beberapa temuan teknologi sudah dikembangkan oleh pakarnya. Teknologi-teknologi yang sudah di kembangkan di bidang Kesehatan diantaranya adalah berupa Sistem Computerized Axial Tomography (CAT) digunakan untuk menggambar struktur bagian otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X. Sedangkan untuk yang bergerak menggunakan sistem Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) yang dapat digunakan untuk melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh. Keunggulan-keunggulan dari CT scan ini adalah :
PET-SCAN ini memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan alat CT-Scan maupun MRI, dimana PET-Scan tidak hanya mendeteksi kanker pada aspek anatomi tubuh saja tetapi mekanisme kerja organ tubuh yang disebut metabolisme tubuh juga dapat dideteksi alat ini. Alat ini bahkan dapat mendeteksi tingkat keganasan, lokasi, serta cara rambat penyakit kanker. Pengembangan PET-SCAN ini
tidak hanya dapat mendeteksi kanker, tetapi juga dapat digunakan pada bidang-bidang kedokteran lainnya.
Dan hal sedemikian itu juga berpengaruh di Bidang Kesehatan. Sekarang ini Teknologi Informasi di Bidang Kesehatan sangat memiliki peran yang sangat signifikan untuk menolong jiwa manusia serta riset-riset di bidang kedokteran. Teknologi Informasi digunakan untuk menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit dilihat, untuk mendiagnosa penyakit, menemukan obat yang tepat untuk mengobati penyakit, dan masih banyak lagi.
Pemanfaatan Teknologi Informasi ini tentunya sudah sangat membantu orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan ini, setidaknya bisa membantu mereka dalam menangani para pasiennya sehingga sedikit banyak Teknologi di bidang Kesehatan ini bisa meningkatkan kesehatan masyarakat sekarang ini. Adanya Teknologi Informasi dimanfaatkan Dokter dan Perawat untuk memudahkan mereka memonitor kesehatan pasien monitor detak jantung pasien lewat monitor komputer, aliran darah, memeriksa organ dalam pasien dengan sinar X. Dengan teknologi modern bisa memonitor, bahkan menggantikan fungsi organ dalam seperti Jantung, Paru-paru dan Ginjal. Itu merupakan teknologi kesehatan yang digabungkan dengan teknologi Informasi dan Komputer.
Seperti yang tercantum di dalam sebuah artikel yang ada di website, beberapa temuan teknologi sudah dikembangkan oleh pakarnya. Teknologi-teknologi yang sudah di kembangkan di bidang Kesehatan diantaranya adalah berupa Sistem Computerized Axial Tomography (CAT) digunakan untuk menggambar struktur bagian otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X. Sedangkan untuk yang bergerak menggunakan sistem Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) yang dapat digunakan untuk melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh. Keunggulan-keunggulan dari CT scan ini adalah :
- Memiliki kontras resolusi dan spatial resolusi yang tinggi. Kontras resolusi adalah kemampuan untuk membedakan dua objek yang memiliki densitas hampir sama. Spatial resolusi adalah kemampuan untuk membedakan dua objek yang saling berdekatan letaknya.
- Hasil gambaran dapat direkontruksi sesuai kebutuhan, misalnya dari proyeksi axial dijadikan proyeksi sagital atau coronal.
- Gambaran jaringan lunak memiliki karakteristik yang baik dengan adanya pengaturan window.
- Hasil gambaran berupa irisan melintang ( cross sectional ) sehingga superposisi antar organ dapat dihindari.
- Diagnosa lebih akurat dengan adanya pengambilan gambaran dari berbagai proyeksi seperti proyeksi axial, sagital dan coronal.
Gambar 1. CT SCAN
Single Photon Emission Computer Tomography (SPECT)
merupakan sistem komputer yang mempergunakan gas radioaktif untuk
mendeteksi partikel-partikel tubuh yang ditampilkan dalam bentuk gambar.
Bentuk lain adalah Positron Emission Tomography (PET) juga merupakan sistem komputer yang dapat menampilkan gambar yang menggunakan isotop radioaktif. Selain itu Nuclear Magnetic Resonancemerupakan teknik mendiagnosis dengan cara memagnetikkan nucleus (pusat
atom) dari atom hidrogen. Fungsi utama PET-Scan adalah mengetahui
kejadian di tingkat sel yang tidak didapatkan dengan alat pencitraan
konvensional lainnya. Kelainan fungsi atau metabolisme di dalam tubuh
dapat diketahui dengan metode pencitraan (imaging) ini. PET-SCAN ini memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan alat CT-Scan maupun MRI, dimana PET-Scan tidak hanya mendeteksi kanker pada aspek anatomi tubuh saja tetapi mekanisme kerja organ tubuh yang disebut metabolisme tubuh juga dapat dideteksi alat ini. Alat ini bahkan dapat mendeteksi tingkat keganasan, lokasi, serta cara rambat penyakit kanker. Pengembangan PET-SCAN ini
tidak hanya dapat mendeteksi kanker, tetapi juga dapat digunakan pada bidang-bidang kedokteran lainnya.
Gambar 2. Proses Kerja PET-SCAN
Di
dalam artiel ini juga menyebutkan bahwa saat ini sudah di temukan juga
komputer DNA yang mampu mendiagnosis penyakit sekaligus memberi obat.
Ehud Shapiro beserta timnya dari institut Sains Weizmann, Rehovot,
Israel, telah membuat komputer DNA ultrakecil yang mempu mendiagnosis
dan mengobati kanker tertentu. Komponen penyusun komputer DNA adalah
materi genetik yang diketahui urutan basanya. Seperti diketahui bahwa
urutan gen secara intrinsik mempunyai kemampuan inheren untuk mengolah
informasi layaknya komputer. Oleh karena itu trilyunan mesin biomolekul
yang bekerja dengan ketepatan lebih dari 99,8% itu, dapat dikemas dalam
setetes larutan. Komputer DNA menggunakan untai nukleotida sebagai
masukan data, dan molekul biologi aktif sebagai larutan data dapat
menghasilkan sistem kendali logis dari proses-proses biologi. Mesin ini
bahkan mampu mengerjakan soal-soal matematik.
Ada satu rahasia yang
merupakan keunggulan utama komputer DNA. Enzim-enzim yang terlibat
bekerja secara paralel. Komputer klasik membaca dan mengolah data secara
linier (berurutan). Melibatkan data dalam jumlah besar, komputer klasik
akan sangat kerepotan mengolah data-data yang luar biasa banyaknya.
Penghitungan membutuhkan waktu sangat lama karena dilakukan satu per
satu. Di sinilah keunggulan komputer DNA! Untuk jumlah data yang sangat
banyak, komputer DNA dapat melakukan penghitungan jauh lebih cepat
karena semua prosesnya dilakukan secara paralel (bersamaan). Ukuran
molekul DNA yang sangat kecil juga merupakan keunggulan komputer masa
depan ini. Satu gram DNA yang sudah dikeringkan memiliki kapasitas
menyimpan informasi dalam jumlah yang sama dengan 1 triliun compact disc
(CD). Padahal, 1 gram DNA kering itu ukurannya hanya sebesar butiran
gula pasir! Dengan semakin majunya perkembangan teknologi, jumlah data
dan informasi pun semakin bertambah. Lama-kelamaan, data yang berlimpah
ini tidak dapat lagi disimpan dalam memory chip komputer yang terbuat
dari silikon seperti yang selama ini kita gunakan. DNA merupakan
alternatif yang sangat menjanjikan. Lagi pula, microprocessor yang kita
gunakan dalam komputer klasik biasanya terbuat dari bahan-bahan yang
bersifat racun sehingga mengotori udara dan lingkungan. Biochip (chip
biologis) yang terbuat dari DNA merupakan teknologi yang "bersih". Kita
juga tidak akan pernah kehabisan DNA selama masih ada sel-sel makhluk
hidup. Ini menjadikannya sumber daya yang sangat murah. Dalam beberapa
tahun terakhir, teknologi komputer DNA menunjukkan perkembangan yang
sangat menggembirakan. Komputer DNA buatan Adleman mereaksikan cairan
DNA dalam tabung-tabung reaksi. Pada bulan Januari 2000, jurnal ilmiah
Nature memublikasikan keberhasilan para ilmuwan di University of
Wisconsin di Madison yang melekatkan DNA pada permukaan padat gelas dan
emas. Ini berarti komputer DNA dapat dibuat dalam bentuk chip padatan
yang mirip dengan chip komputer konvensional. Pada tahun 2001, seorang
ilmuwan dari Weizmann Institute of Science di Israel, Ehud Shapiro,
mendapatkan paten atas komputer DNA yang dibuatnya. Komputer DNA buatan
Shapiro ini hanya terdiri atas satu tetes air saja. Komputer terkecil di
dunia ini menggunakan molekul-molekul DNA dan enzim-enzimnya dalam satu
tetes air tersebut sebagai sarana input (masukan data), output
(keluaran data), software (perangkat lunak), dan hardware (perangkat
keras). Pada Februari 2003, penemuan ini akhirnya tercatat dalam
Guinness World Records sebagai "The Smallest Biological Computing
Device" atau Komputer Biologis Terkecil di Dunia. Hebatnya lagi,
komputer supermini ini memiliki kecepatan 100.000 kali lebih cepat
daripada komputer konvensional tercanggih yang ada saat ini. (Surya,
2004)
Gambar 3. Komputer DNA
Dengan
adanya beberapa artikel tersebut yang mana semakin menguatkan bahwa
teknologi di bidang kesehatan sangatlah membantu mereka yang bergerak di
bidang ini untuk melakukan pekerjaan mereka. Mereka bisa dengan cepat
menangani para pasien, bisa mendiaknosis penyakit yang mereka derita,
dan kemungkinan salah diagnosisi yang mungkin sudah sering terjadi di
dalam bidang kedokteran yang memakan banyak jiwa bisa berkurang.
Pemanfaatan Teknologi Informasi ini semakin mendukung peningkatan
kualitas kerja di bidang Kedokteran. Memberikan banyak efek positif
dalam kehidupan dan cenderung di gunakan sebagai pemudah dalam
penanganan pasien. Disini peran para ilmuwan yang mengembangkan
Teknologi Informasi dalam Bidang Kesehatan sangat di perlukan untuk
mengembangkan kembali teknologi-teknologi yang sudah ada itu agar
semakin meningkatkan kualitas kerja di bidang Kesehatan. Karena semakin
canggihnya teknologi yang ada maka akan semakin mudah kita mendapatkan
pelayanan dengan kualitas yang baik.
Sistem Informasi Keperawatan Di Puskesmas
Puskesmas
(pusat kesehatan masyarakat) adalah suatu unit pelaksana fusngsional
yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan
partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, serta pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh , terpadu , dan kesinambungan pada suatu masyarakat yang
bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
· DEFINISI PUSKESMAS
Para
ahli mendefinisikan puskesmas sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
pelayanan kesehatan. Definisi puskesmas antara lain sebagai berikut :
1. Azrul
Azwar (1980). Pusat kesehatan masyarakat ( Puskesmas ) merupakan suatu
kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam
bentuk usaha – usaha kesehatan pokok.
2. Departemen
kesehatan RI (1981). Pusat kesehatan Msyarakat ( Puskesmas) merupakan
suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberiakn pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terintegritasi kepada masyarakat
diwilayah kerja tertentu dalam usaha – usaha kesehatan pokok.
3. Departemen
Kesehatan RI (1987). Pusat kesehatan masyarakat ( Puskesmas) merupakan
pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina
kesehatan masyarakat, serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan
terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang
menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya.
4. Departemen
Kesehatan RI (1991). Pusat Kesehatan masyarakat ( Puskesmas) merupakan
suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat dalam memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
· FUNGSI PUSKESMAS
Fungsi pokok puseksmas , antara lain :
1. sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat diwilayahnya;
2. membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat;
3. memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah kerjanya.
Sementara proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara:
1. merangsang masyarakat, termasuk pihak swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri;
2. memberikan
petunjuk kepada masyarakat tentang bagai mana menggali dan menggunakan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien;
3. memberi bantuan, baik yang bersifat bimbingan teknik materi, rujukan medis, maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat;
4. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
5. bekerjasama dengan sektor – sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas.
· VISI PUSKESMAS
Gambaran masyarakat indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembagunan pusat kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat;
2. memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata;
3. memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya diseluruh wilayah republik Indonesia.
· MISI PUSKESMAS
Misi puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya, antara lain sebagai berikut :
1. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke dsa – desa.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ;
3. Mengadakan peralatan dan obat – obatan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat;
4. Mengembangkan pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD).
· STRATEGI PUSKESMAS
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan antara lain :
1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh ( comprehensive health care service);
2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic approach).
· SASARAN DAN MEKANISME PELAYANAN KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS
1. keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan.
2. keluarga dengan resiko tinggi.
3. keluarga dengan kasus tindak lanjut keperawatan
4. Pembinaan kelompok khusus(sesuai prioritas daerah)
5. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah (sesuai dengan proiritas daerah).
· PELAYANAN PUSKESMAS
- Pelayanan didalam Gedung
a. Penerimaan klien di loket pendaftaran
b. Proses seleksi kasus priorits. Pelayanan medis yang diberikan berupa :
i. Asuhan
keperawatan , dari proses seleksi akan diketahui sasaran prioritas dan
nonprioritas sasaran prioritas perlu ditindak lanjuti berupa rujukan
kerumah sakit atau rujukan ke puskesmas dengan ruang rawat inap.
ii. Tindak lanjut pelayanan kesehatan dapat berupa asuhan keperawatan keluarga, kelompok , dan masyarakat.
- Penyampaian informasi klien yang memerlukan tindak lanjut asuhan keperawatan dirumah.
- Pelayanan luar gedung
a. Mempelajari informasi mengenai data kesenjangan pelayanan kesehatan dan menampung informasi yang berasaldari masyarakat.
b. Seleksi untuk mendapatkan sasaran prioritas, yaitu: idividu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
c. Menyampaikan informasi sasaran prioritas.
d. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap sasaran prioritas.
· KEGIATAN POKOK PUSKESMAS
Bedasarkan
buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Namun, pelaksanaannya
sangat bergntung pada faktor tenaga, sarana dan prasarana, biaya
tersedia, serta kemampuan manajemen dari tiap – tiap puskesmas.
Kegiatan pokok puskesmas antara lain ssebagai berikut:
- Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil; Melahirkan dan menyusui; serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi buruk.
c. Imunisasi
d. Pemberian pendidikan kesehata tentang perkembangan anak dan cara menstimulasinya.
- Upaya Keluarga berencana (KB)
a. Mengadakan kursus Keluarga Berecana untuk para ibu dan calon ibu yang mengunjungi KIA.
b. Mengadakan khursus keluarga berencana kepada dukun yang akan bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga Berncana.
c. Memberikaj
pendidikan kesehatan mengenai cara pemasangan IUD, cara –cara
penggunaan pil , kondom, dan alat – alat kontrasepsi lainnya.
- Upaya Perbaikan Gizi
a. Mengenali penderita – penderita kekeurangan Gizi
b. Mengenalkan program perbaikan Gizi
c. Memberikan pendidikan Gizi kepada masyarakat.
- Upaya Kesehatan lingkungan
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundangan
- Upaya Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki benar atau tidaknya laporan yang masuk
d. Melakukan tindakan permulaan untuk mencegah penyebaran penyakit menular.
e. Menyembuhkan penderita , sehingga tidak lgi menjadi sumber infeksi
f. Memberi imunisasi
g. Pemberantasan vektor
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
- Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui :
i. Mendapatkan riwayat penyakit
ii. Mengadakan pemeriksaan fisik
iii. Mengadakan pemeriksaan laboratorium
iv. Membuat diagnosis
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan.
- Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat
a. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di klinik, rumah , dan kelompok – kelompok masyarakat.
b. Di
tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di
tingkat kabupaten terdapat tenaga – tenaga koordinator penyuluhan
kesehatan.
- Usaha Kesehatan Sekolah
- kesehatan olahraga
- Perawatan kesehatan masyarakat
- Usaha kesehatan Kerja
- Usaha kesehatan Gigi dan mulut
- Usaha kesehatan jiwa
- Kesehatan mata
- Laboratorium (diupayakan tidak lagi sedderhana)
- Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan
17. kesehatan usia Lanjut
18. Pembinaan Pengobatan tradisional
Kegiatan pokok puskesas bersifat dinamis dan berubah sesuai dengan kondisi masyarakat.
· PERAN PUSKESMAS
Dalam
konteks otonomi daerah seperti ini, puskesmas mempunyai peran yang
sangat fital sebagai institusi pelaksana tekhnis. Puskesmas dituntut
memiliki kemampuan menejerial yang sangat baik dan wawasan jauh kedepan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut
ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui
system perencanaaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan –
kegiatan yang tersusun rapi, serta memiliki systim evaluasi dan
pemantauan yang akurat. Selain itu, puskesmas juga dituntut berperan
serta aktif dalam pemanfaatan tekhnologi informasi terkait upaya
peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.
· WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Wilayah
kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk , luas daerah geografis, dan
keadaan infrastuktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja puskesmas.puskesmas merupakan perangkat
pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas
ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran tekhnis dari kantor
wilayah departemen kesehatan prvinsi.
· FASILITAS PENUNJANG
Dalam
rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan ,
puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih
sederhana , antara lain sebagai berikut :
o Puskesmas pemabantu
Puskesmas
pembantu yang lebih sering disebut Pustu atau pusBan adalah unit
pelayanan kesehatan sederhana yang berfungsi menunjang dan membantu
pelaksanaan kegiatan – kegiatan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah
yang lebih kecil.
o Puskesmas keliling
Puskesmas
keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi
dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor, peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga yang berasal dari
puskesmas.
o Bidan desa
Disetiap
desa yng belum memiliki pelayanan kesehatan, bidan desa ditetapkan
untuk tinggal didesa tersebut untuk memberikan pelayanan kesehatan.bidan
desa bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas.wilayah kerja
bidan desa adalah suatu desa dengan jumlah penduduk rata – rata 3.000
jiwa.
· PELAYANAN KESEHATAN MENYELURUH
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas yaitu pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan :
1. Pengobatan ( curantive ) ;
2. Pencegahan ( preventive ) ;
3. Peningkatan Kesehatan (Promotive) ;
4. Pemulihan Kesehatan (Rehabilitative).
· TATA KERJA PUSKESMAS
Dalam
melaksanakan tugasnya, puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi,
integrasi, dan singkronisasi, baik dalam lingkungan puskesmas maupun
dalam satuan organisasi diluar sesuai dengan tugasnya masing – masing.
Peran Teknologi Informasi Untuk Mendukung Menajemen Informasi Kesehatan Dirumah Sakit
Perkembangan teknologi informasi dewasa ini di Indonesia belum secara
luas dimanfaatkan dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan
rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.
Salah satu bagian dari perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA ( personal digital assistance. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir.
Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipediaadalah sebuah alat komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu, namun terus berkembang sepanjang masa. PDA memiliki fungsi antara lain sebagai kalkulator, jam, kalender, games, internet akses, mengirim dan menerima email, radio, merekam gambar/video, membuat catatan, sebagai address book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru bahkan memiliki tampilan layar berwarna dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai telepon bergerak, HP/ponsel, browser internet dan media players. Saat ini banyak PDA dapat langsung mengakses internet, intranet dan ekstranet melalui Wi-Fi, atau WWAN (Wireless Wide-Area Networks). Dan terutama PDA memiliki kelebihan hanya menggunakan sentuhan layar dengan pulpen/ touch screen.7)
Perusahaan Apple Computer-lah yang pertama kali mengenalkan PDA model Newton MessagePad di tahun1993. Setelah itu kemudian muncul beragam perusahaan yang menawarkan produk serupa seperti yang terpopuler adalah PalmOne (Palm) yang mengeluarkan seri Palm Pilots from Palm, Inc dan Microsoft Pocket PC (Microsoft). Palm menggunakan Palm Operating System (OS) dan melibatkan beberapa perusahaan seperti Handspring, Sony, and TRG dalam produksinya . Microsoft Pocket PC lebih banyak menggunakan MS produk, yang banyak diproduksi oleh Compaq/Hewlett-Packard and Casio. 9) Bahkan saat ini juga telah muncul Linux PDA, dan smart phone. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Dokter, mahasiswa kedokteran, perawat, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir. “Aplikasi klinis yang banyak digunakan selama ini adalah referensi tentang obat/drug reference.
Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel yang diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit. Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Meski demikian, PDA tidak akan dapat menggantikan komputer/dekstop/laptop. Tetapi setidaknya, alat ini akan memberikan kemudahan tenaga kesehatan untuk mengakses informasi di mana saja.
Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat. Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). PDA dapat menunjang pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk kepentingan riset dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi pendidikan keperawatan sebaiknya memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai mengaplikasikan “touch” over “tech” (sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan). Sehingga saat si perawat tersebut telah lulus, mereka dapat mengintegrasikan tehnologi dalam asuhan keperawatan.
Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat. Sebagian besar perawat secara umum masih “gaptek” tehnologi, termasuk PDA. Kita bisa memulai bergabung dengan grup penggermar PDA dan masuk dalam kelompok/komunitas, atau dapat pula belajar dari para dokter, membuka website tutorial/panduan PDA, mempelajari dari buku dan dari perawat lain yang telah terbiasa menggunakan PDA. Mulailah mencoba dari hal yang sederhana seperti agenda harian, organizer, mengambil/upload gambar, games, musik, dsb.
Pemanfaatan PDA dan tehnologi pada akhirnya berpulang kepada perawat itu sendiri. Namun sudah semestinya diharapkan keterlibatan institusi rumah sakit atau pendidikan keperawatan, agar mampu merangsang pemanfaatan tehnologi informasi/nursing computer secara luas di negara kita. Di Indonesia seyogyanya akan lebih baik jika dosen/CI (clinical instructor) dari institusi pendidikan AKPER/STIKES/FIK mulai mengenal pemanfaatan PDA, dalam interaksi belajar mengajar. Misalnya saja saat pre/post conference pembahasan kasus praktek mahasiswa di RS apabila terdapat obat/tindakan keperawatan yang rumit, maka dosen dan mahasiswa dapat langsung akses browser internet.
Demikian pula halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala bidang Keperawatan/supervisor keperawatan di RS pun demikian. PDA sebagai organizer, dan smart phone dapat membantu bidang pekerjaan perawat dalam peran sebagai manajer. Setiap kegiatan rapat, pengambilan keputusan, penggunaan analisa data dan teori keperawatan dapat diakses segera melalui PDA. Setiap data yang ada di RS dapat pula bermanfaat untuk bahan analisa riset keperawatan, masukkan untuk perumusan kebijakan/policy dan penunjang sistem TI (tehnologi informasi) di RS. Sehingga bukan tidak mungkin akan tercipta nursing network (jaringan keperawatan online) yang dapat memberikan pertukaran informasi data dan program kesehatan secara online tanpa mengenal batas geografis.
Akan ada saatnya dimana keperawatan, perawat, klien, asuhan keperawatan akan bersinggungan dan berjalan seiringan dengan perkembangan percepatan tehnologi. Sentuhan asuhan keperawatan dimasa mendatang bukan tidak mungkin, akan semakin banyak berkembang pesat. Aplikasi telemetry (alat monitor jantung pasien) di ruang rawat semisal medikal pada pasien jantung koroner/MI, yang dimonitor melalui CCU untuk melihat irama dan patologi, sistem data base pasien, dan bahkan di Singapura telah dikembangkan alat pengukuran suhu pasien dengan dimonitor melalui komputer – menjadi terobosan baru yang perawat perlu ketahui. Hingga ada saatnya pula tehnologi informatika dapat membantu mengurangi beban kerja perawat, dan meningkatkan akurasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia.
Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat. Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem infirmasi manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelyanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien. Semula memang terasa menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga mengurangi administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien (dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung entry ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan).
Sedangkan, contoh nyata yang dapat kita lihat di dunia keperawatan Indonesia yang telah menerapkan sistem informasi yang berbasis komputer adalah terobosan yang diciptakan oleh kawan-kawan perawat di RSUD Banyumas. Sebelum menerapkan sistem ini hal pertama yang dilakukan adalah membakukan klasifikasi diagnosis keperawatan yang selama ini dirasa masih rancu, hal ini dilakukan untuk menghilangkan ambiguitas dokumentasi serta memberikan manfaat lebih lanjut terhadap sistem kompensasi, penjadwalan, evaluasi efektifitas intervensi sampai kepada upaya identifikasi error dalam manajemen keperawatan. Sistem ini mempermudah perawat memonitor klien dan segera dapat memasukkan data terkini dan intervensi apa yang telah dilakukan ke dalam komputer yang sudah tersedia di setiap bangsal sehingga akan mengurangi kesalahan dalam dokumentasi dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang sudah dilakukan.
Pelayanan yang bersifat non-medis pun dengan adanya perkembangan teknologi informasi seperi sekarang ini semakin terbantu dalam menyediakan sebuah bentuk pelayanan yang semakin efisien dan efektif, dimana para calon klien rumah sakit yang pernah berobat atau dirawat di RS idak perlu lagi menunggu dalam waktu yang cukup lama saat mendaftarkan diri karena proses administrasi yang masih terdokumentasi secara manual di atas kertas dan membutuhkan waktu yang cukup lama mencari data klien yang sudah tersimpan, ataupun setelah sekian lama mencari dan tidak ditemukan akhirnya klien tersebut diharuskan mendaftar ulang kembali dan hal ini jelas menurunkan efisiensi RS dalam hal penggunaan kertas yang tentunya membutuhkan biaya. Bandingkan bila setiap klien didaftarkan secara digital dan semua data mengenai klien dimasukkan ke dalam komputer sehingga ketika data-data tersebut dibutuhkan kembali dapat diambil dengan waktu yang relatif singkat dan akurat.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.
Salah satu bagian dari perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA ( personal digital assistance. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir.
Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipediaadalah sebuah alat komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu, namun terus berkembang sepanjang masa. PDA memiliki fungsi antara lain sebagai kalkulator, jam, kalender, games, internet akses, mengirim dan menerima email, radio, merekam gambar/video, membuat catatan, sebagai address book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru bahkan memiliki tampilan layar berwarna dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai telepon bergerak, HP/ponsel, browser internet dan media players. Saat ini banyak PDA dapat langsung mengakses internet, intranet dan ekstranet melalui Wi-Fi, atau WWAN (Wireless Wide-Area Networks). Dan terutama PDA memiliki kelebihan hanya menggunakan sentuhan layar dengan pulpen/ touch screen.7)
Perusahaan Apple Computer-lah yang pertama kali mengenalkan PDA model Newton MessagePad di tahun1993. Setelah itu kemudian muncul beragam perusahaan yang menawarkan produk serupa seperti yang terpopuler adalah PalmOne (Palm) yang mengeluarkan seri Palm Pilots from Palm, Inc dan Microsoft Pocket PC (Microsoft). Palm menggunakan Palm Operating System (OS) dan melibatkan beberapa perusahaan seperti Handspring, Sony, and TRG dalam produksinya . Microsoft Pocket PC lebih banyak menggunakan MS produk, yang banyak diproduksi oleh Compaq/Hewlett-Packard and Casio. 9) Bahkan saat ini juga telah muncul Linux PDA, dan smart phone. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Dokter, mahasiswa kedokteran, perawat, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir. “Aplikasi klinis yang banyak digunakan selama ini adalah referensi tentang obat/drug reference.
Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel yang diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit. Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Meski demikian, PDA tidak akan dapat menggantikan komputer/dekstop/laptop. Tetapi setidaknya, alat ini akan memberikan kemudahan tenaga kesehatan untuk mengakses informasi di mana saja.
Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat. Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). PDA dapat menunjang pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk kepentingan riset dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi pendidikan keperawatan sebaiknya memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai mengaplikasikan “touch” over “tech” (sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan). Sehingga saat si perawat tersebut telah lulus, mereka dapat mengintegrasikan tehnologi dalam asuhan keperawatan.
Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat. Sebagian besar perawat secara umum masih “gaptek” tehnologi, termasuk PDA. Kita bisa memulai bergabung dengan grup penggermar PDA dan masuk dalam kelompok/komunitas, atau dapat pula belajar dari para dokter, membuka website tutorial/panduan PDA, mempelajari dari buku dan dari perawat lain yang telah terbiasa menggunakan PDA. Mulailah mencoba dari hal yang sederhana seperti agenda harian, organizer, mengambil/upload gambar, games, musik, dsb.
Pemanfaatan PDA dan tehnologi pada akhirnya berpulang kepada perawat itu sendiri. Namun sudah semestinya diharapkan keterlibatan institusi rumah sakit atau pendidikan keperawatan, agar mampu merangsang pemanfaatan tehnologi informasi/nursing computer secara luas di negara kita. Di Indonesia seyogyanya akan lebih baik jika dosen/CI (clinical instructor) dari institusi pendidikan AKPER/STIKES/FIK mulai mengenal pemanfaatan PDA, dalam interaksi belajar mengajar. Misalnya saja saat pre/post conference pembahasan kasus praktek mahasiswa di RS apabila terdapat obat/tindakan keperawatan yang rumit, maka dosen dan mahasiswa dapat langsung akses browser internet.
Demikian pula halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala bidang Keperawatan/supervisor keperawatan di RS pun demikian. PDA sebagai organizer, dan smart phone dapat membantu bidang pekerjaan perawat dalam peran sebagai manajer. Setiap kegiatan rapat, pengambilan keputusan, penggunaan analisa data dan teori keperawatan dapat diakses segera melalui PDA. Setiap data yang ada di RS dapat pula bermanfaat untuk bahan analisa riset keperawatan, masukkan untuk perumusan kebijakan/policy dan penunjang sistem TI (tehnologi informasi) di RS. Sehingga bukan tidak mungkin akan tercipta nursing network (jaringan keperawatan online) yang dapat memberikan pertukaran informasi data dan program kesehatan secara online tanpa mengenal batas geografis.
Akan ada saatnya dimana keperawatan, perawat, klien, asuhan keperawatan akan bersinggungan dan berjalan seiringan dengan perkembangan percepatan tehnologi. Sentuhan asuhan keperawatan dimasa mendatang bukan tidak mungkin, akan semakin banyak berkembang pesat. Aplikasi telemetry (alat monitor jantung pasien) di ruang rawat semisal medikal pada pasien jantung koroner/MI, yang dimonitor melalui CCU untuk melihat irama dan patologi, sistem data base pasien, dan bahkan di Singapura telah dikembangkan alat pengukuran suhu pasien dengan dimonitor melalui komputer – menjadi terobosan baru yang perawat perlu ketahui. Hingga ada saatnya pula tehnologi informatika dapat membantu mengurangi beban kerja perawat, dan meningkatkan akurasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia.
Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat. Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem infirmasi manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelyanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien. Semula memang terasa menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga mengurangi administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien (dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung entry ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan).
Sedangkan, contoh nyata yang dapat kita lihat di dunia keperawatan Indonesia yang telah menerapkan sistem informasi yang berbasis komputer adalah terobosan yang diciptakan oleh kawan-kawan perawat di RSUD Banyumas. Sebelum menerapkan sistem ini hal pertama yang dilakukan adalah membakukan klasifikasi diagnosis keperawatan yang selama ini dirasa masih rancu, hal ini dilakukan untuk menghilangkan ambiguitas dokumentasi serta memberikan manfaat lebih lanjut terhadap sistem kompensasi, penjadwalan, evaluasi efektifitas intervensi sampai kepada upaya identifikasi error dalam manajemen keperawatan. Sistem ini mempermudah perawat memonitor klien dan segera dapat memasukkan data terkini dan intervensi apa yang telah dilakukan ke dalam komputer yang sudah tersedia di setiap bangsal sehingga akan mengurangi kesalahan dalam dokumentasi dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang sudah dilakukan.
Pelayanan yang bersifat non-medis pun dengan adanya perkembangan teknologi informasi seperi sekarang ini semakin terbantu dalam menyediakan sebuah bentuk pelayanan yang semakin efisien dan efektif, dimana para calon klien rumah sakit yang pernah berobat atau dirawat di RS idak perlu lagi menunggu dalam waktu yang cukup lama saat mendaftarkan diri karena proses administrasi yang masih terdokumentasi secara manual di atas kertas dan membutuhkan waktu yang cukup lama mencari data klien yang sudah tersimpan, ataupun setelah sekian lama mencari dan tidak ditemukan akhirnya klien tersebut diharuskan mendaftar ulang kembali dan hal ini jelas menurunkan efisiensi RS dalam hal penggunaan kertas yang tentunya membutuhkan biaya. Bandingkan bila setiap klien didaftarkan secara digital dan semua data mengenai klien dimasukkan ke dalam komputer sehingga ketika data-data tersebut dibutuhkan kembali dapat diambil dengan waktu yang relatif singkat dan akurat.
Pemanfaatan Teknologi Pada Riset Keperawatan
Internet
adalah jaringan informasi komputer mancanegara yang berkembang sangat
pesat dan pada saat ini dapat dikatakan sebagai jaringan informasi
terbesar di dunia, sehingga sudah seharusnya para profesional mengenal
manfaat apa yang dapat diperoleh melalui jaringan ini.
Perkembangan
teknologi jaringan Internet telah mengubah paradigma dalam mendapatkan
informasi dan berkomunikasi, yang tidak lagi dibatasi oleh dimensi ruang
dan waktu. informasi yang dibutuhkan dimanapun dan kapanpun waktu yang
diinginkan. Salah satu bidang yang tersentuh dampak perkembangan
teknologi ini adalah dunia kesehatan. Sebagai sebuah sumber informasi
yang hampir tak terbatas, maka jaringan internet memenuhi kapasitas
dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam dunia kesehatan.
Bahkan beberapa rumah sakit ternama, mencanangkan sistem asuhan
keperawatan yang berbasiskan teknologi jaringan ini, seperti Telenursing
, layanan e-health, dan web nursing lainnya, yang kalau ditinjau dari
implementasinya mempunyai wujud yang hampir sama, yaitu memanfaatkan
fasilitas jaringan internet sebagai salah satu sarana dan media dalam
pelayanan kesehatan.
Perkembangan
teknologi informasi khususnya internet memberi peluang kepada
masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang salah satu persoalan
penting yang dihadapi sehari hari yaitu kesehatan. Peningkatan pemahaman
tentang kesehatan ini dapat membawa pengaruh yang sangat besar terhadap
cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehari-hari yang dapat
memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh konsumsi
makanan yang menyehatkan dan penjelasan berbagai alternatif bahan
obat-obatan yang dapat membantu mengobati penyakit yang sedang diderita.
Pengalaman pribadi saya, melalui internet saya dapat lebih kritis pada
saat membeli obat dan menilai resep obat yang diberikan oleh dokter.
Manfaat Intenet Bagi Perawat
Dengan
adanya Internet memungkinkan terjadinya komunikasi yang super cepat
antara suatu pihak dengan pihak lainnya, tanpa mengenal batasan ruang
dan waktu. Hal ini dimungkinkan karena jangkauan Internet yang telah
meng-global. Asal kita mengetahui alamat seseorang atau suatu lembaga di
Internet, kita dapat mengirim informasi kapan saja dan kemana saja di
seluruh dunia dalam waktu yang sangat singkat dan cara yang sangat
mudah.
Melalui
Internet kita dapat melakukan suatu konferensi (conference) dengan
berbagai pihak di mana pun mereka berada. Kita bahkan dapat mengerjakan
suatu pekerjaan secara bersamaan melalui Internet.
Banyak
manfaat yang menguntungkan yang didapatkan dari Internet baik dalam
bidang kesehatan, akademis, pemerintahan, organisasi dan lain-lain.
1. Gudang Informasi
Dengan
adanya Internet, dunia ilmu pengetahuan semakin terbuka bagi kita,
penyebaran informasipun semakin cepat, segala informasi di belahan dunia
manapun dapat diperoleh dalam sekejap. Informasi yang tadinya sulit
diperoleh, saat ini sudah bukan sesuatu yang sulit lagi. Ini semua
dimungkinkan dengan adanya fasilitas Searh Engines, atau mesin pencari
dalam dunia Internet, yang artinya adalah pencarian segala informasi
yang kita perlukan, yang bisa saja berupa data, file, gambar, musik,
maupun film. Search engine adalah suatu Web khusus yang menyediakan
pelayanan untuk mengorganisasi, menyusun Index berdasarkan kategori,
dari beberapa Website yang telah mendaftarkan site-nya, serta memberikan
rate berdasar dari seringnya site tersebut dikunjungi. Hal tersebut
akan sangat membantu kita untuk menemukan halaman web yang kita
butuhkan, cukup hanya dengan mengetikkan kata kunci pada form yang telah
disediakan.
2. Berbelanja Online
Berbelanja
dan membeli peralatan medis, obat-obatan, memesan buku yang dikehendaki
dan lain-lain secara instan, saat ini sangat mungkin dilakukan di
Internet karena sekarang telah banyak halaman-halaman Web yang ditujukan
untuk aktivitas ini, ibarat toko-toko on-line di Internet. Kita tinggal
memilih produk atau jasa yang tersedia dan membayarnya secara on-line
via kartu kredit, dan esoknya produk atau jasa tersebut sudah kita
dapat.
3. Berita-berita
Sekarang
tidak lagi membutuhkan waktu menunggu hingga pagi, hanya untuk membaca
berita, banyak sudah halaman-halaman Web yang menyediakan berita-berita
dunia secara up-to-date dan selalu diperbaharui dari waktu ke waktu
sesuai perkembangan berita yang ada. Berita-berita yang tersaji dalam
halaman-halaman Web tersebut pun terbilang lengkap, mulai dari
berit-berita kesehatan, olahraga, politik, keuangan, cuaca dan
sebagainya.
4. Perpustakaan
Selain
hal-hal tersebut diatas, Internet juga menyediakan fasilitas
Perpustaakan Online, yang berupa kumpulan-kumpulan Web sites dari
perpustakaan kelas dunia. Dalam Sites ini kita dapat memperoleh
buku-buku yang dapat kita baca secara online maupun offline (setelah
kita download terlebih dulu) secara gratis, buku-buku tersebut mulai
dari kesehatan, ensiklopedia, Novel, Iptek, dan sebagainya. Tentunya
tidak semua buku yang kita inginkan tersedia secara gratis, ada beberapa
yang harus kita beli secara online yang biasanya transaksi tersebut
dalam bentuk transaksi kartu kredit.
5. Pendidikan
Salah
satu website yang ada di Internet yang dapat membantu kita
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan kita adalah Website yang
mengkhususkan pada Informasi seputar Pendidikan keperawatan. Website ini
bermuatan lokal dan mencakup seluruh informasi, data serta statistik
yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan dunia Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan di Tanah Air kita.
Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses ke internet. Berikut ini sebagian dari apa yang tersedia di internet:
1. Informasi untuk kehidupan pribadi: kesehatan, rekreasi, hobby, pengembangan pribadi, rohani, sosial.
2.
Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja: kesehatan, sains,
teknologi, perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi
profesi, asosiasi bisnis, berbagai forum komunikasi.
Satu
hal yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak mengenal batas
negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor faktor lain yang
biasanya dapat menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah suatu
komunitas dunia yang sifatnya sangat demokratis serta memiliki kode etik
yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat internet terutama diperoleh
melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal batas jarak
dan waktu. Untuk
lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, sudah
waktunya para profesional Indonesia memanfaatkan jaringan internet dan
menjadi bagian dari masyarakat informasi dunia.
Telenursing juga merupakan salah satu teknologi di bidang keperawatan.Telenursing
adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan menggunakan
telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan kepada
pasien pada lokasi yang jauh atau terpencil
Telenursing
adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara
fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.
Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan
aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring
Telenursing
menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel
elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan
sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi
jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan
atau computer
Telenursing
diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi
dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan
teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas
kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference.
Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1. Efektif
dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat
darurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
4. Pasien
dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan
monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak.
Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa
memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi
5. berhasil
dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses
untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning
Aplikasi telenursing
dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan
melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat
dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan
system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa
darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui system
interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu
untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai
contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau
diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak
kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan
penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management
penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi
yang akurat dan memberikan dukungan secara online. Kontinuitas perawatan
dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi
pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan
keluarganya.
Langganan:
Postingan (Atom)